Sore ini saya
kembali membuka buku dramaturgi saya. Sebuah buku yang saya jadikan acuan dalam
memahami teater di awal saya mengenal teater. Buku dramaturgi karya Harymawan
ini lumayan lengkap (menurut saya) karena di dalamnya mengenalkan teater secara
teknis bagaimana proses penciptaan, elemnt-elemen teater bahkan sampai membahas
kenapa penonton mau menonton teater dasyat kan??.
Terlepas dari
hal-hal yang menerangkan masalah teknis, yang menggoda dari buku ini bagi saya
dulu adalah pengertian tentang teater experimental. Sekedar mengenang, kata
experimental, absurditas, existensialisme, dan kata-kata aneh yang lain. Selalu
membuat saya penasaran, karena kata-kata itu terlihat gagah dan keren. Alasan saya
memperdalam ilmu-ilmu di atas karena saya merasa kata-katanya sangat keren
tidak ada alasan yang lain, dan ketika saya mengucapkannya di hadapan khalayak
luas apalagi ditengah forum yang banya dihadiri wanita-wanita seolah kwalitas
kegantengan saya akan meningkat di level avant grade hohoho.
Baik supaya tidak
melantur diwilayah kegantengan saya, saya akan membahas dan bernostalgia
kembali dengan teater experimental. (maaf jika nantinya tulisan ini terlampau
ilmiah dengan menggunakan bahasa-bahasa yang gagah, jika anda berkenan
peganglah sebuah kamus atau ensiklopedi atau tesaurus atau apa saja supaya anda
memahami maksud tulisan saya yang penuh bahasa dakik-dakik) Dalam buku
dramaturgi karya Harymawan mengatakan bahwa.
“karena ketidak puasan dengan bentuk-bentuk lama, maka
orang mengadakan experimen-experimen dalam teater. Dalam teater mereka itu mau
mencapai kesenian expresi yang bebas, jujur, dan spontan. Oleh kerenanya, bukan
kebetulan jika bentuknya improvisasi.
maka dalam teater eksperimental digunakan improvisasi.
dengan eksperiment-experiment itu mereka mau mengenalkan apa yang disebut ‘teater lingkungan’. Suatu cirikhas teater
lingkungan adalah usaha untuk meniadakan jarak antara penonoton ke dalam
permainan sehingga pertunjukan mereka disebut dengan ‘kejadian’.
Teater experimantal tidak pernah memakai teks. Seluruh grup
memutuskan apa yang akan diucapkannya, dan itu dikerjakan dengan dengan comon sense kolektif. Demikian kata
schuman.”
Bisa kita simpulkan dari
pendapat di atas bahwa teater eksperimental merupakan teater yang yang
menggunakan improvisasi dalam pertunjukannya kemudian penonton di ajak
berpartisipasi ke dalam pertunjukan. Teater jenis ini tidak menggunakan naskah
sebagai landasan pertunjukannya sebgaimana di terangkan di atas. Namun jika
mengacu pada pendapat ini maka teater eksperimen ini sama dengan konsep teater
kaum tertindas August Boal. Anda dapat membaca ulasannya di
jalanteater.blogspot.com (saya juga baru tahu kemarin).
Jika kita mengacu pada KBBI maka
akan di dapati pengertian experimental adalah “ bersangkut dengan percobaan.” Sedangkan
experimen menurut KBBI adalah”percobaan yang bersistem dan berencana (untuk
membuktikan kebenaran suatu teori dsb)” dari pengertian experimen pada KBBI dan
paragraf pertama dari kutipan buku dramaturgi di atas saya menarik kesimpulan
bahwa teater experimental bukan merupakan jenis atau genre teater. Teater ini
hanyalah sebuah proses untuk menemukan bentuk baru yang belum ada. Dengan
menggali segala kemungkinan baru dalam pemanggungan maupun pengucapan. Supaya lebih
jelas Saya akan mencontohkan dengan ilustrasi sebuah cerita
Pada suatu hari hiduplah anak
laki-laki di Perancis bernama Antonin Artaud anak ini adalah seorang dramawan
yang hebat, gagah perkasa, unyu-unyu, dan tampan (tapi masih gantengan yang
nulis hohoho). Hingga pada suatu hari dia merasa tidak puas dengan teater
realism yang diciptakan Stanilavski (stanilavski sudah lahir apa belum ya?? Saya
lupa. Anggap saja mereka ini teman satu permainan). Kemudian Artaud berkata “Kurang
ajar kau Stanilavski teater realism dan
teori aksi reaksimu itu adalah teater yang tidak jujur. Teater seharusnya
membawa kesucian, katarsis, dan teror bagi yang melihatnya, dan teater harus
dikembalikan pada asalnya yaitu ritual. Tidak hanya itu kebenaran sejati
terletak dalam otak alam bawah sadar kita (oh Dadaisme, jadi kayaknya
stanilavski belum lahir ini tapi biar dah)” stanilavski dengan gagah juga
menjawab “ oalah mas-mas gek ngomong opo sampean iki ?? ra usah kakean cangkem
ndang gaeo teatermu kui teater utopia dengan bahasa yang dakik-dakik ngimpi opo
sampean??” singkat cerita dari pengalaman Artaud melihat tari bali dia mendapatkan
hidayah untuk membuat The Cruelty Theatre (ini juga kata-kata keren dan gagah
selanjutnya yang akan saya pelajari) atau teater kekejaman. Kemudian Artaud
muda melakukan eksperimen sana-sini
untuk mendapatkan apa yang di inginkannya dan singkat cerita
eksperimennya ia anggap berhasil dan lahirlah genre teater baru yang bernama
teater kekejaman dan bukan teater eksperimen.
Dari ilustrasi
di atas bisa kita simpulkan (senengane kok nyimpul-nyimpulne to mas?? Yo ben to
ah, ra usah kakean protes tak sun lho engko) bahwa teater eksperimental
merupakan usaha untuk mencari konvensi atau aturan atau bentuk pengucapan
teater yang baru.
Itulah
pengertian experimen menurut saya walaupun agak melantur dan ternyata sangat
tidak ilmiah, semoga pengertian di atas dapat membuat anda tambah bingung. Terimakasih
dan salam pramuka..
salam budaya masbro guduk salam pramuka
ReplyDeleteoke salam buaya eh budaya
ReplyDeletekalo da pementasan kabari hla om kangen teater tiang q
ReplyDeletesiap bosss...
ReplyDeletesipp (y)...
ReplyDeleteGue suka gaya lho!!!
yang menjadi pertanyaan idilih "apakah sekolahan SD-nya si Antonin Artaud diajarkan muatan lokal bahasa jawa??"
hmmm... itu pertanyaan yang rumit..
ReplyDeleteiya ada.lah, kn sebelum jadi antonin artaud, dia bernama ferickin sahidin
ReplyDeletehahaha....
ReplyDelete