Wednesday 28 January 2015

Teater experiment: Sebuah Wacana yang Masih Keren

Sore ini saya kembali membuka buku dramaturgi saya. Sebuah buku yang saya jadikan acuan dalam memahami teater di awal saya mengenal teater. Buku dramaturgi karya Harymawan ini lumayan lengkap (menurut saya) karena di dalamnya mengenalkan teater secara teknis bagaimana proses penciptaan, elemnt-elemen teater bahkan sampai membahas kenapa penonton mau menonton teater dasyat kan??.

Terlepas dari hal-hal yang menerangkan masalah teknis, yang menggoda dari buku ini bagi saya dulu adalah pengertian tentang teater experimental. Sekedar mengenang, kata experimental, absurditas, existensialisme, dan kata-kata aneh yang lain. Selalu membuat saya penasaran, karena kata-kata itu terlihat gagah dan keren. Alasan saya memperdalam ilmu-ilmu di atas karena saya merasa kata-katanya sangat keren tidak ada alasan yang lain, dan ketika saya mengucapkannya di hadapan khalayak luas apalagi ditengah forum yang banya dihadiri wanita-wanita seolah kwalitas kegantengan saya akan meningkat di level avant grade hohoho.

Baik supaya tidak melantur diwilayah kegantengan saya, saya akan membahas dan bernostalgia kembali dengan teater experimental. (maaf jika nantinya tulisan ini terlampau ilmiah dengan menggunakan bahasa-bahasa yang gagah, jika anda berkenan peganglah sebuah kamus atau ensiklopedi atau tesaurus atau apa saja supaya anda memahami maksud tulisan saya yang penuh bahasa dakik-dakik) Dalam buku dramaturgi karya Harymawan mengatakan bahwa.

“karena ketidak puasan dengan bentuk-bentuk lama, maka orang mengadakan experimen-experimen dalam teater. Dalam teater mereka itu mau mencapai kesenian expresi yang bebas, jujur, dan spontan. Oleh kerenanya, bukan kebetulan jika bentuknya improvisasi.
maka dalam teater eksperimental digunakan improvisasi. dengan eksperiment-experiment itu mereka mau mengenalkan apa yang disebut  ‘teater lingkungan’. Suatu cirikhas teater lingkungan adalah usaha untuk meniadakan jarak antara penonoton ke dalam permainan sehingga pertunjukan mereka disebut dengan ‘kejadian’.
Teater experimantal tidak pernah memakai teks. Seluruh grup memutuskan apa yang akan diucapkannya, dan itu dikerjakan dengan dengan comon sense kolektif. Demikian kata schuman.”
                Bisa kita simpulkan dari pendapat di atas bahwa teater eksperimental merupakan teater yang yang menggunakan improvisasi dalam pertunjukannya kemudian penonton di ajak berpartisipasi ke dalam pertunjukan. Teater jenis ini tidak menggunakan naskah sebagai landasan pertunjukannya sebgaimana di terangkan di atas. Namun jika mengacu pada pendapat ini maka teater eksperimen ini sama dengan konsep teater kaum tertindas August Boal. Anda dapat membaca ulasannya di jalanteater.blogspot.com (saya juga baru tahu kemarin).
                Jika kita mengacu pada KBBI maka akan di dapati pengertian experimental adalah “ bersangkut dengan percobaan.” Sedangkan experimen menurut KBBI adalah”percobaan yang bersistem dan berencana (untuk membuktikan kebenaran suatu teori dsb)” dari pengertian experimen pada KBBI dan paragraf pertama dari kutipan buku dramaturgi di atas saya menarik kesimpulan bahwa teater experimental bukan merupakan jenis atau genre teater. Teater ini hanyalah sebuah proses untuk menemukan bentuk baru yang belum ada. Dengan menggali segala kemungkinan baru dalam pemanggungan maupun pengucapan. Supaya lebih jelas Saya akan mencontohkan dengan ilustrasi sebuah cerita
                Pada suatu hari hiduplah anak laki-laki di Perancis bernama Antonin Artaud anak ini adalah seorang dramawan yang hebat, gagah perkasa, unyu-unyu, dan tampan (tapi masih gantengan yang nulis hohoho). Hingga pada suatu hari dia merasa tidak puas dengan teater realism yang diciptakan Stanilavski (stanilavski sudah lahir apa belum ya?? Saya lupa. Anggap saja mereka ini teman satu permainan). Kemudian Artaud berkata “Kurang ajar kau Stanilavski  teater realism dan teori aksi reaksimu itu adalah teater yang tidak jujur. Teater seharusnya membawa kesucian, katarsis, dan teror bagi yang melihatnya, dan teater harus dikembalikan pada asalnya yaitu ritual. Tidak hanya itu kebenaran sejati terletak dalam otak alam bawah sadar kita (oh Dadaisme, jadi kayaknya stanilavski belum lahir ini tapi biar dah)” stanilavski dengan gagah juga menjawab “ oalah mas-mas gek ngomong opo sampean iki ?? ra usah kakean cangkem ndang gaeo teatermu kui teater utopia dengan bahasa yang dakik-dakik ngimpi opo sampean??” singkat cerita dari pengalaman Artaud melihat tari bali dia mendapatkan hidayah untuk membuat The Cruelty Theatre (ini juga kata-kata keren dan gagah selanjutnya yang akan saya pelajari) atau teater kekejaman. Kemudian Artaud muda melakukan eksperimen sana-sini  untuk mendapatkan apa yang di inginkannya dan singkat cerita eksperimennya ia anggap berhasil dan lahirlah genre teater baru yang bernama teater kekejaman dan bukan teater eksperimen.
Dari ilustrasi di atas bisa kita simpulkan (senengane kok nyimpul-nyimpulne to mas?? Yo ben to ah, ra usah kakean protes tak sun lho engko) bahwa teater eksperimental merupakan usaha untuk mencari konvensi atau aturan atau bentuk pengucapan teater yang baru.
Itulah pengertian experimen menurut saya walaupun agak melantur dan ternyata sangat tidak ilmiah, semoga pengertian di atas dapat membuat anda tambah bingung. Terimakasih dan salam pramuka..


Klik untuk Berlangganan Tulisan

Masukan Email Anda:

8 comments :

  1. salam budaya masbro guduk salam pramuka

    ReplyDelete
  2. kalo da pementasan kabari hla om kangen teater tiang q

    ReplyDelete
  3. sipp (y)...
    Gue suka gaya lho!!!

    yang menjadi pertanyaan idilih "apakah sekolahan SD-nya si Antonin Artaud diajarkan muatan lokal bahasa jawa??"

    ReplyDelete
  4. hmmm... itu pertanyaan yang rumit..

    ReplyDelete
  5. iya ada.lah, kn sebelum jadi antonin artaud, dia bernama ferickin sahidin

    ReplyDelete