Wednesday 24 June 2015

Kala Anak-anak Kita


Lihatlah dia berterbangan bagai udara yang menyatu dengan atmosfir. Wujudnya yang tidak elok sama sekali bersembunyi dibalik fatamorgana. Tak bersuara, ditinggalkan, bahkan dimusuhi kesepian. Dia menyusup ke dalam buih, lubang cacing, tapi dia juga bisa sebesar jagad raya.

Dosa siapakah yang membuai dirinya yang bersembunyi di antara rintik air mani?.dia diciptakan oleh dosa dan cinta, oleh suka dan duka. Orangtuanya memusuhinya menyalahkan dan mengutuk, sehingga dia selalu lapar dan lapar. Konsep dan kongret adalah santapannya, sejarah adalah saudaranya yang ia buru

Sang dewa yang berkuasa menggunakan kuasanya untuk mengutuknya. Salahkah sang kala yang lahir? kelahirannya bukan keinginannya, kelahirannya adalah anugrah yang membuai sperma setiap rahim ibu namun kutukannya akan mengaborsi setiap jasad dan abad.

kala tak punya penyesalan karena penyesalan adalah milik orang tuanya. Kala tak punya ambisi karena nafsu adalah orang tuanya. Kala tak punya cinta karena cinta adalah dirinya dan makanannya. Pada akhirnya, kitalah yang memeliharanya dan mencintainya. Bukan Siwa, Guru, Uma atau Durga. Mereka adalah kita yang menyesali lubang waktu yang kita perkosa tadi.

Kala adalah kala yang melenyapkan keberadaan
melenyapkan keegoisan
keegoisan yang menyerupa kutukan
yang memangsa semua dan akhirnya memangsa dirinya

Klik untuk Berlangganan Tulisan

Masukan Email Anda:

0 komentar :

Post a Comment