Saturday 11 April 2015

5 Hal yang Membuat Pertunjukan Kita Buruk

Teater merupakan sebuah seni pertunjukan yang melibatkan banyak individu. Secara otomatis teater melibatkan berbagai bidang ilmu dan pemikiran individu di dalamnya. Kekompakan setiap individu dalam membuat sebuah pementasan merupakan kata wajib yang harus kita sepakati. Terkadang kita berhasil membuat pementasan dengan kategori bagus, namun di lain sisi kita juga membuat pementasan dengan kategori yang buruk. Sebenarnya kita hanya harus mengevaluasi pementasan kita yang berkategori buruk, kemudian mencoba memperbaiki pada pementasan berikutnya, begitu seterusnya.

Ada beberapa hal vital yang membuat pertunjukan teater kita menjadi buruk di mata kita atau mata penonton. Berikut ini adalah hal-hal tersebut:

1. Management kacau

Sebuah pertunjukan atau acara, membutuhkan sebuah kerja management yang rapi, teratur, dan terstruktur. Tanpa pengaturan yang baik, sebuah pertunjukan akan berjalan dengan kacau. Pemilihan seorang pimpinan produksi dan stage menager sama pentingnya dengan pemilihan seorang sutradara. Karena dari orang-orang itulah akan tercipta seni yang lain, yakni seni management.

2. Kurang kesadaran masing-masing individu

Sebuah permasalahan klasik yang terjadi pada berbagai kelompok teater, khususnya kelompok teater kampus dan sekolah. Kesadaran masing-masing individu terhadap perannya merupakan hal yang sangat penting. Semua orang wajib bekerja keras melaksanakan tugas yang diembannya, bukan hanya sutradara, pimpinan produksi maupun stage manager saja. Satu saja anggota kelompok yang tidak melakukan tugas dengan baik akan berpengaruh terhadap jalannya acara, dan secara psikologis akan memperngaruhi tim non artistik maupun tim artistik.

3. Kurang memahami apa yang akan dipentaskan

Memahami sebuah naskah maupun bentuk penggarapan merupakan hal yang wajib dilakukan. Lebih baik menggarap naskah yang berbau realis tapi kita benar-benar paham daripada menggarap naskah yang berbau experiment namun kita tidak memahami isi di dalamnya, akhirnya pertunjukan kita menjadi pertunjukan yang tidak jelas maksud dan tujuannya. Terkadang kita tergoda untuk menggarap naskah-naskah babon namun kita tidak mengetahui dengan pasti bagaimana menggarap maupun isinya, jadi mempelajari hal-hal yang berbau teater itu sudah pasti wajib bagi pelaku teater

4. Kurang latihan

Terkadang teater sangat dispelekan khususnya oleh aktor. Terkadang aktor menganggap remeh peran yang dimainkannya karena mereka menganggap menjadi aktor sama dengan melakukan aktivitas sehari-hari, tidak ada gerakan-gerakan khusus seperti tari ataupun hal-hal lain yang memerlukan keterampilan tinggi. Anggapan tersebut memang tidak sepenuhnya salah, namun menjadi seorang aktor tetaplah harus memiliki keterampilan yang mumpuni, banyak kasus sebuah pertunjukan dengan aktor yang sangat buruk, hal ini membuktikan bahwa bermain peran bukan sesuatu yang mudah. Tim-tim yang lainpun juga memerlukan latihan untuk mensukseskan pertunjukan. Terkadang aktor dipandang sebagai dewa di atas panggung anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Tanpa tim artistik yang lain pentunjukan tidak akan berjalan dengan sempurna. Jika ada satu saja tim yang bermain buruk maka akan berpengaruh secara psikologi terhadap tim yang lain. Latihan seharusnya di adakan seketat mungkin dan semua tim haruslah disiplin.

5. Malas

Malas merupakan kata yang harus dibunuh oleh pekerja teater. Teater merupakan seni yang sekarang ini sedang berkembang di indonesia dan posisinya masih belum matang di mata publik, jika kita memilih teater sebagai media untuk menyalurkan pemikiran kita, maka kita harus bekerja dua kali lipat dalam melakoninya. Berbeda dengan seni-seni lain yang sudah dianggap mapan, seperti musik, untuk mendatangkan penonton dengan jumlah seribu merupakan sesuatu yang mudah. Untuk teater? Mendatangkan penonton dengan jumlah seribu harus berkeringat terlebih dahulu. Kerja teater juga cenderung lebih berat karena dia melibatkan berbagai disiplin seni dan ilmu di dalamnya.

Mungkin masih banyak lagi hal-hal lain yang membuat pementasan kita buruk namun yang lebih penting adalah untuk selalu memperbaikinya disetiap pementasan selanjutnya. Jangan pernah percaya jika pementasan kita bagus, karena sikap tidak puas terhadap hasil yang kita miliki akan membuat pertunjukan besok lebih baik lagi. Klik untuk Berlangganan Tulisan

Masukan Email Anda:

0 komentar :

Post a Comment