Selain sebagai biro jodoh yang illegal, teater merupakan
salah satu disiplin kesenian yang menggabungkan berbagai macam disiplin
kesenian yang lain. Tidak hanya menggabungkan disipilin kesenian, sebenarnya
teater menggabungkan berbagai disiplin keilmuan yang lain. Dalam beberapa kasus
teater juga menggunakan psikologi, sosiologi, matematika, biologi, antropologi,
bahkan sexologi. Hal ini membuktikan bahwa teater merupakan sebuah wadah dimana
berbagai pemikiran dan ilmu akan bercampur baur seperti adonan kue mamah dan menjadi sebuah pementasan
utuh. Bentuk pertunjukan teater merupakan kolaborasi berbagai disiplin ilmu dan
pemikiran. Bagi para pekerja teater tentu akan mengetehaui hal ini, dan
mengamininya. Setidaknya ada dua golongan umat yang mendapatkan manfaat teater.
Pertama para pelaku atau pekerja
teater, Kedua para penikmat Teater.
1.
Teater membantu kita mencari jodoh
kebenaran
Fungsi yang pertama ini hampir mirip dengan
filsafat karena teater merupakan buah perenungan mengenai sebuah permasalahan.
Untuk membuat naskah teater dibutuhkan sebuah pengetahuan yang cukup untuk
mengangkat sebuah tema yang ingin diangkat. Hal ini hampir sama jika kita
pedekate dengan cem-ceman kita. kita
harus mengetahui informasi yang cukup mengenai siapakah cem-ceman kita? apa yang dia sukai? Dan tempat ngedead mana yang menjadi favoritnya? Dan tipe manusia seperti
apakah yang dia damba-dambakan? Kita harus mengetahui banyak informasi mengenai
cem-ceman kita dalam rangka
melancarkan akal bulus kita. Hal yang sama berlaku pada teater, maka dari itu
teater merupakan wujud pencarian dan penggalian, sehingga para pekerja di
dalamnya mau tidak mau harus mencari, menggali, dan menyetubuhi tema dalam teater untuk mewujudkan pementasan
yang ideal. Pementasan yang indah secara universal pasti memerlukan keseriusan
dalam pencarian kebenaran di dalamnya.
Teater merupakan salah satu media seni yang
cukup perawan (mungkin) dari kepentingan-kepentingan daripada media seni yang
lain (menurut saya). Hal inilah yang membuat teater menjadi media seni yang
paling lugu dalam mengucapkan kebenaran, tidak ada tendensi apa-apa dalam
teater, kecuali teater telah menjadi salah satu seni komersil seperti sinetron
atau televisi yang mementingkan rating. Itulah yang menyebabkan teater selalu
menyuarakan kebenaran berdasarkan sudut pandang para pekerja teater itu sendiri,
dan masyarakat tentunya bisa merenungkan dengan serius dari apa yang disuarakan
oleh teater.
2.
Teater Sebagai Caunter Culture (Budaya
Tandingan)
Pada masa sekarang ini kebudayaan manusia
dikendalikan oleh kebudayaan populer yang diproduksi oleh televisi. Di sinilah
peran teater sebagai penyeimbang atau sebagai budaya tandingan terhadap budaya populer
yang ada, bukan malah menjadi penyokong terwujudnya cita-cita budaya populer
yang tidak jelas.
Mengapa teater perlu menjadi budaya
tandingan kebudayaan yang sudah ada? Sebagai sebuah seni, teater menawarkan
kebenaran di dalamnya, melawan kebudayaan yang ada dengan kebudayaan yang baru
merupakan langkah untuk menjauhkan masyarakat kepada kesesatan. Teater perlu
mengkritisi terhadap kelakuan masyarakat hari ini dengan begini teater memiliki
peran yang nyata terhadap lingkungan sekitarnya.
Dunia ini memerlukan putih dan hitam
sebagai penyeimbang. Ketika dunia ini hanya putih saja maka akan terjadi banyak
masalah dan ketimpangan, begitu pula sebaliknya. Kebudayaan yang sudah
terbentuk polanya memerlukan kebudayaan yang lain sebagai penyeimbang agar
terwujud dunia yang harmonis. Hal ini sama dengan laki-laki dan perempuan.
Ketika semua makhluk di dunia ini adalah laki-laki, lalu mana letak
keindahannya? Apakah laki-laki harus berkasih-kasih dengan laki-laki? Tidak !
Bagaimana lelaki harus mengeluarkan hasrat cintanya?, maka akan timbul gonjang-ganjing di dunia ini. Itulah mengapa
dunia masih memerlukan teater, sebagai caunter culture kebudayaan yang sudah
ada agar kebudayaan yang ada tidak kebablasan.
3.
Mengasah ketajaman pemikiran
Seperti yang sudah di sampaikan sebelumnya,
proses teater adalah proses pencarian kebenaran. Maka dari itu, menggali tema,
observasi, dll. Merupakan makanan sehari-hari pekerja teater. Mereka akan lebih
kritis terhadap fenomena-fenomena yang terjadi karena sudah berpengalaman dalam
memandang sebuah permasalahan.
Proses teater yang sungguh-sungguh
memerlukan kerja yang cukup berat seperti pembacaan dan penafsiran teks. Untuk
membaca dan menafsirkan teks tidak bisa asal-asalan harus ada observasi, dan
pembacaan yang mendalam untuk mendapatkan tafsir yang kuat. Ketika sudah
mendapatkan tafsir yang mereka inginkan, mereka masih harus memasukan
unsur-unsur panggung supaya mendukung tafsir atau memperkuatnya. Penyelarasan
unsur-unsur panggung dengan tafsir yang sudah ada juga memerlukan pengetahuan
dan keterampilan yang terlatih.
Dalam membaca teater juga diperlukan
ketajaman pemikiran, khususnya teater yang bernada simbolis. Memang benar,
dalam melihat sebuah pertunjukan kita bebas menginterpretasinya, namun
setidaknya dalam sebuah pembacaan pasti ada proses berfikir.
4.
Mengasah ketajaman perasaan
Seperti halnya seni yang lain yang
memerlukan unsur cipta, rasa, dan karsa. Teater juga melibatkan unsur-unsur itu
di dalamnya sehingga salah satu unsur “rasa” yang ada di dalam diri manusia
akan lebih terasah lagi sehingga kita akan lebih peka terhadap ruang wacana, isu, atau ruang-ruang yang
lain.
Para pekerja dan penonton teater akan
terbiasa bekerja dengan rasa yang menjadikannya berbeda dengan hewan. Mengasah
pengetahuan kognitif saja tidak akan membuat manusia menjadi lebih manusia
karena pengetahuan yang kita miliki sama dengan kuku dan taring hewan. Kita
bisa menggunakan kuku dan taring itu untuk membunuh mangsa atau untuk sekedar
garuk-garuk saja.
Setidaknya itulah empat manfaat teater hari ini. Sebagai
sebuah seni, teater memiliki fungsi umum sebuah seni namun sebagai wujud
kebudayaan manusia yang unik teater juga memiliki fungsinya sendiri yang bersifat
unik dan tidak ada dalam seni yang lain. Maka dari itu ketika kebudayaan
kehilangan teater maka dia akan kehilangan salah satu anggota tubuh yang
menyebabkan kepincangan terhadap jalannya kebudayaan, melestarikan seluruh
elemen kebudayaan adalah salah satu cara untuk menciptakan peradaban yang lebih
tinggi dan lebih maju.
Klik untuk Berlangganan Tulisan
0 komentar :
Post a Comment