Friday, 30 January 2015

6 Naskah Drama Komedi Terasik

Iseng-iseng sambil nunggu kamar mandi kosong, saya akan sedikit mengulas 6 naskah drama komedi terasik menurut saya. Kenapa saya bilang asik? Karena kelucuan dari naskah drama di bawah ini bukan hanya dibangun dari dialog-dialognya namun juga dibangun dari unsur-unsur yang lain, seperti plot, karakter, dan situasi yang dibangun. Berbeda dengan komedi yang selalu ditayangkan ditelevisi.
Berikut ini adalah naskah teater komedi yang pernah saya baca dan menurut saya cukup menarik, karena kelucuan diciptakan dengan sangat cerdas dan natural. Seolah semua unsur drama ini membentuk sebuah efek lucu yang tidak disadari penonton. Semoga naskah-naskah drama ini mengobati rindu kita akan bacaan atau tontonan yang cerdas dan mendidik.


Pagi bening


Pagi bening merupakan naskah drama karangan Serafin dan Jeraquin. Naskah ini memiliki jumlah pemain 4 namun pemain inti di dalamnya hanyalah 2. Bercerita tentang dua orang kakek dan nenek yang bertemu di taman. Kakek dan nenek ini dipertemukan dengan cara yang kurang tepat, sehingga terjadi percekcokan di antara mereka. Pecekcokan pun terjadi terus menerus di antara mereka dan saling mengomentari satu sama lain. Kemudian mereka berdua secara tidak sengaja menceritakan kisah hidup sepasang kekasih yang malang yang ternyata adalah kisah hidup mereka sendiri.
6 naskah drama komedi terasik
pementasan Pagi Bening oleh Teater Tiang


Kelucuan dari naskah ini bisa dilihat dari tokoh-tokoh yang diceritakan cukup komikal dengan dialog-dialog kelucuan yang bersifat situasi. Alurnya juga cukup unik karena ternyata mereka berdua dulunya adalah sepasang kekasih yang gagal bersatu.





Pinangan




Pinangan merupakan naskah komedi satu babak dengan 3 orang pemain dengan latar tempat sebuah ruang tamu. Pinangan menceritakan maksud dari seorang pemuda yang ingin segera melamar gadis. 


Di sisi lain, ayah si gadis dan gadis juga mencari calon suami karena keadaan si gadis yang sudah cukup tua untuk melajang. Maksud baik dari pemuda yang sudah terbaca dan disambut baik oleh ayah dan si gadis.


pementasan Pinangan oleh Komunitas Berkat Yakin

 Ketika si pemuda membicarakan masalah tanahnya yang berada di sebuah tempat. Pembicaraan dan suasana agak sedikit berubah karena si gadis dan si ayah juga menganggap bahwa tanah itu juga tanah mereka, sehingga pembicaraan yang awalnya bermaksud ingin melamar dan disambut baik, malah berisi sindir menyindir tentang urusan tanah yang masih dalam sengketa.


Kelucuan dari naskah ini dapat dilihat dari alurnya, dan juga keadaan si pemuda yang mempunyai penyakit semacam jantung lemah, jadi ketika saat-saat tertentu penyakitnya kambuh dan itu memberikan kesan yang lucu.



Dukun-dukunan



Dukun-dukunan merupakan naskah drama komedi karya Puthut Buchori yang diadaptasi dari naskah drama karya Moliere. 

Banyak sekali versi yang mengadaptasi naskah Moliere ini di antaranya Dukun Palsu, Dokter Gadungan dll. 

Naskah drama ini dimainkan oleh 5 pemain  dan seting kejadiannya terdapat dalam dua tempat yang pertama di rumah orang miskin dan kedua rumah orang kaya. 
gambar Moliere. Sumber Wikipedia


Pada suatu hari tiba-tiba datang seseorang mencari dukun untuk mengobati penyakit gila. Melihat orang yang tiba-tiba mencari seorang dukun sang istri mempunyai inisiatif untuk menipu orang tersebut dengan mengatakan bahwa suaminya adalah dukun yang mereka cari. Singkat cerita sang suami menjadi dukun-dukunan dan datang ke rumah orang kaya yang mencari dukun tersebut. Ternyata wanita yang gila itu sebenarnya tidak gila, hanya pura-pura gila untuk menghindari perjodohan, mengetahui hal tersebut si dukun palsu ini membuat kesepakatan dengan si putri dan akhirnya selesailah masalah mereka dengan rencana akal bulus mereka.


Yang lucu dari naskah drama komedi ini adalah dialog jawa dan ceritanya yang berbentuk komikal. Cerita di dalamnya juga sangat satir. Kritik terhadap kehidupan perjodohan dan kemiskinan menjadi latar peristiwa dalam naskah Dukun-dukunan karya Putut Buchori ini.



Koor Versi Gua



Koor adalah kepanjangan dari Kidung Orang-Orang Rakus karya Teater Lembaga. Setidaknya begitulah yang tertulis. Untuk pemainnya ada banyak sekali minimal 10 pemain karena menceritakan tentang keadaan suatu kota dalam suatu negara. 

Koor Versi Gua ini menceritakan tentang negeri bernama Durjanasia (maksudnya menyindir Indonesia). Seorang yang bernama Purok yang di dakwa bersalah atas penggelapan uang terpaksa harus melarikan diri di negeri Durjanasia. Di negeri Durjanasia tindakan curang KKN merupakan bagian budaya luhur warisan nenek moyang. 
Didi Petet dalam Hamlet. Didi Petetmerupakan jebolan Teater Lembaga.
sumber: m2indonesia.com

Di negeri Durjanasia tidak ada orang yang mempunyai tubuh yang kurus, semua orang mempunyai tubuh yang gemuk karena mereka subur akan kecurangan dan sogokan. Tokoh utama Purok mempunyai tubuh yang kurus sehingga dia menjadi bulan-bulanan, dan diskriminasi di Durjanasia. Walaupun di negeri asalnya purok adalah koruptor kelas kakap namun di negeri Durjanasia banyak orang yang lebih bejat dari Purok.


Yang lucu dari naskah drama ini adalah satire negeri Durjanasia yang ditampilkan sebagai negeri yang menjunjung kearifan lokalnya yang berupa KKN, sehingga menciptakan kondisi-kondisi yang dianggap tabu sebagai sesuatu yang wajar, dan akhirnya menjadi suasana-suasana yang satir dan memiliki efek lucu tersendiri.



Ketika Iblis Menikahi Perempuan



Ketika Iblis Menikahi Perempuan adalah naskah Nicolo Machiavelli seorang ahli politik yang termasuk peletak pemikiran moderen. 

Naskah drama komedi ini juga memiliki pemain yang sangat banyak karena menceritakan segerombolan setan. Para setan merasa kebingungan karena banyak orang yang masuk neraka karena perempuan, karena kejadian ini pimpinan setan mengadakan rapat untuk mengatasinya. Rapat memutuskan untuk mengirim beberapa setan untuk menyelidiki kasus ini dengan menyamar sebagai manusia dan menikahi seorang perempuan. 
Pamflet Teater Asa. Sumber Twicsy.com


Dari pernikahan itu setan yang menyamar malah menjadi bulan-bulanan istrinya dan hilanglah semua sifat setan yang identik dengan ganas, kejam, dan menyeramkan di depan seorang wanita.

Beruang Penagih Hutang



Jumlah pemain Beruang penagih hutang ada tiga. Naskah ini merupakan naskah drama karya Anton Cekov. 

Di awal diceritakan seorang istri yang telah kehilangan suaminya, ternyata sang suami meninggalkan warisan berupa hutang. Ditengah-tengah kesedihan setelah ditinggal sang suami datanglah seseorang untuk menagih hutang dengan gaya yang kasar dan sedikit kurang sopan. 
cupilkan adegan Beruang Penagih Hutang. Oleh Teater Tiang

Melihat tingkah si penagih hutang sang istri yang masih berduka ini merasa marah, sang penagihpun juga marah karena dia hanya ingin hutangnya dilunasi, kemudian terjadilah percekcokan di antara mereka berdua yang semakin memuncak, tapi pada akhirnya mereka malah saling jatuh cinta.


Naskah drama komedi karya Anton Cekov ini sangat lucu, selain dialog-dialog yang lucu, pengolahan konfliknya pun juga menarik. Di awal penonton diarahkan untuk memikirkan pertengkaran-pertengkaran hebat, namun kemudian dengan gaya perceritaan yang halus tiba-tiba kita dihantarkan pada sebuah kisah tentang jatuh cinta.

Wednesday, 28 January 2015

Teater experiment: Sebuah Wacana yang Masih Keren

Sore ini saya kembali membuka buku dramaturgi saya. Sebuah buku yang saya jadikan acuan dalam memahami teater di awal saya mengenal teater. Buku dramaturgi karya Harymawan ini lumayan lengkap (menurut saya) karena di dalamnya mengenalkan teater secara teknis bagaimana proses penciptaan, elemnt-elemen teater bahkan sampai membahas kenapa penonton mau menonton teater dasyat kan??.

Terlepas dari hal-hal yang menerangkan masalah teknis, yang menggoda dari buku ini bagi saya dulu adalah pengertian tentang teater experimental. Sekedar mengenang, kata experimental, absurditas, existensialisme, dan kata-kata aneh yang lain. Selalu membuat saya penasaran, karena kata-kata itu terlihat gagah dan keren. Alasan saya memperdalam ilmu-ilmu di atas karena saya merasa kata-katanya sangat keren tidak ada alasan yang lain, dan ketika saya mengucapkannya di hadapan khalayak luas apalagi ditengah forum yang banya dihadiri wanita-wanita seolah kwalitas kegantengan saya akan meningkat di level avant grade hohoho.

Baik supaya tidak melantur diwilayah kegantengan saya, saya akan membahas dan bernostalgia kembali dengan teater experimental. (maaf jika nantinya tulisan ini terlampau ilmiah dengan menggunakan bahasa-bahasa yang gagah, jika anda berkenan peganglah sebuah kamus atau ensiklopedi atau tesaurus atau apa saja supaya anda memahami maksud tulisan saya yang penuh bahasa dakik-dakik) Dalam buku dramaturgi karya Harymawan mengatakan bahwa.

“karena ketidak puasan dengan bentuk-bentuk lama, maka orang mengadakan experimen-experimen dalam teater. Dalam teater mereka itu mau mencapai kesenian expresi yang bebas, jujur, dan spontan. Oleh kerenanya, bukan kebetulan jika bentuknya improvisasi.
maka dalam teater eksperimental digunakan improvisasi. dengan eksperiment-experiment itu mereka mau mengenalkan apa yang disebut  ‘teater lingkungan’. Suatu cirikhas teater lingkungan adalah usaha untuk meniadakan jarak antara penonoton ke dalam permainan sehingga pertunjukan mereka disebut dengan ‘kejadian’.
Teater experimantal tidak pernah memakai teks. Seluruh grup memutuskan apa yang akan diucapkannya, dan itu dikerjakan dengan dengan comon sense kolektif. Demikian kata schuman.”
                Bisa kita simpulkan dari pendapat di atas bahwa teater eksperimental merupakan teater yang yang menggunakan improvisasi dalam pertunjukannya kemudian penonton di ajak berpartisipasi ke dalam pertunjukan. Teater jenis ini tidak menggunakan naskah sebagai landasan pertunjukannya sebgaimana di terangkan di atas. Namun jika mengacu pada pendapat ini maka teater eksperimen ini sama dengan konsep teater kaum tertindas August Boal. Anda dapat membaca ulasannya di jalanteater.blogspot.com (saya juga baru tahu kemarin).
                Jika kita mengacu pada KBBI maka akan di dapati pengertian experimental adalah “ bersangkut dengan percobaan.” Sedangkan experimen menurut KBBI adalah”percobaan yang bersistem dan berencana (untuk membuktikan kebenaran suatu teori dsb)” dari pengertian experimen pada KBBI dan paragraf pertama dari kutipan buku dramaturgi di atas saya menarik kesimpulan bahwa teater experimental bukan merupakan jenis atau genre teater. Teater ini hanyalah sebuah proses untuk menemukan bentuk baru yang belum ada. Dengan menggali segala kemungkinan baru dalam pemanggungan maupun pengucapan. Supaya lebih jelas Saya akan mencontohkan dengan ilustrasi sebuah cerita
                Pada suatu hari hiduplah anak laki-laki di Perancis bernama Antonin Artaud anak ini adalah seorang dramawan yang hebat, gagah perkasa, unyu-unyu, dan tampan (tapi masih gantengan yang nulis hohoho). Hingga pada suatu hari dia merasa tidak puas dengan teater realism yang diciptakan Stanilavski (stanilavski sudah lahir apa belum ya?? Saya lupa. Anggap saja mereka ini teman satu permainan). Kemudian Artaud berkata “Kurang ajar kau Stanilavski  teater realism dan teori aksi reaksimu itu adalah teater yang tidak jujur. Teater seharusnya membawa kesucian, katarsis, dan teror bagi yang melihatnya, dan teater harus dikembalikan pada asalnya yaitu ritual. Tidak hanya itu kebenaran sejati terletak dalam otak alam bawah sadar kita (oh Dadaisme, jadi kayaknya stanilavski belum lahir ini tapi biar dah)” stanilavski dengan gagah juga menjawab “ oalah mas-mas gek ngomong opo sampean iki ?? ra usah kakean cangkem ndang gaeo teatermu kui teater utopia dengan bahasa yang dakik-dakik ngimpi opo sampean??” singkat cerita dari pengalaman Artaud melihat tari bali dia mendapatkan hidayah untuk membuat The Cruelty Theatre (ini juga kata-kata keren dan gagah selanjutnya yang akan saya pelajari) atau teater kekejaman. Kemudian Artaud muda melakukan eksperimen sana-sini  untuk mendapatkan apa yang di inginkannya dan singkat cerita eksperimennya ia anggap berhasil dan lahirlah genre teater baru yang bernama teater kekejaman dan bukan teater eksperimen.
Dari ilustrasi di atas bisa kita simpulkan (senengane kok nyimpul-nyimpulne to mas?? Yo ben to ah, ra usah kakean protes tak sun lho engko) bahwa teater eksperimental merupakan usaha untuk mencari konvensi atau aturan atau bentuk pengucapan teater yang baru.
Itulah pengertian experimen menurut saya walaupun agak melantur dan ternyata sangat tidak ilmiah, semoga pengertian di atas dapat membuat anda tambah bingung. Terimakasih dan salam pramuka..


Tuesday, 27 January 2015

Ebook/PDF Konsep Teater Brech Dalam Film Dog File

Membaca ulasan tentang filem dogville yang digarap dengan gaya pemanggungan teater epik membuat saya sedikit mengerti tentang brecht. Sebenarnya isi di dalam ebook ini bukanlah buku namun lebih pada bentuk jurnal, namun isinya cukup mengurangi rasa penasaran saya pada brecht.

Teater epik melawan konsep teater realisme dengan V efectnya. Meskipun dalam tulisan saudara Philipus Nugroho Hari Wibowo ini mengulas tentang konsep pemanggungan ala teater namun tulisan ini saya rasa bermanfaat juga untuk para sineas yang mencoba mencari alternatif bentuk film yang diluar mainstream. Dalam tulisan konsep teater brect ini juga banyak diulas tentang konsep teknis pemanggungan ala brechtian, jadi tulisan ini bisa menjadi salah satu refrensi kita untuk menggarap sebuah pementasan teater ataupun filem dengan nafas brecht.

Yang disayangkan dari tulisan ini adalah tidak dibahasnya secara mendalam mengenai konsep teater brect khususnya secara tematik atau pemikiran, hanya disinggung sedikit (mungkin karena tulisan ini bukan bentuk buku) kemudian diwilayah teknis pemanggungan hanya diberikan pengertian dasarnya atau landasan berfikirnya saja tidak diberikan contoh nyata dalam aplikasinya dalam pertunjukan (mungkin akan lebih jelas jika saya melihat filem dogville) sehingga saya sedikit meraba-raba mengenai konsep teater epik ini.

Secara keseluruhan tulisan dalam bentuk ebook atau PDF ini cukup bagus. Cukup memberi wawasan bagi saya yang tidak begitu mengerti brectian.



Monday, 26 January 2015

Teater Moderen dan Teater Tradisi




Teater moderen dan teater tradisi merupakan dua buah jenis teater yang mempunyai perbedaan di wilayah tematik dan teknis pemanggungan bukan hanya itu bahkan tata cara manajemennyapun juga berbeda. Cara kerja teater moderen dianggap lebih profesional karena teater moderen berpangkal pada pemikiran yang bersifat kekinian, namun bukan berarti jika teater tradisi menggunakan sistematika kerja teater moderen akan menjadi teater moderen.

Istilah Moderen mungkin mengambil salah satu aliran filsafat moderen yang lahir pada sekitar tahun 1500an. Kata moderen berasal dari asal kata "moderna" yang artinya baru atau saat kini, berdasarkan pengertian ini bisa kita tarik kesipulan bahwa manusia selalu hidup pada zaman moderen selama pemikiran tentang kekinian menjadi landasan hidupnya. para ahli sepakat bahwa pada tahun 1500an menjadi awal lahirnya zaman moderen karena pada saat itu kesadaran tentang kekinian muncul dimana-mana.

Dari pengertian di atas bisa kita tarik kesimpulan bahwa teater moderen adalah teater yang menggunakan landasan pemikiran atau landasan kerja yang bertumpu pada semangat moderen atau semangat kekinian karena moderen sendiri adalah spirit yang diwariskan dari barat ke timur bisa dikatakan bahwa teater dengan pemanggungan ala barat yang lahir pada tahun sekitar 1500an merupakan teater moderen. Kita bisa melihat banyak sekali contoh teater moderen seperti teater realis, teater miskin, teater kekejaman dll. Dalam perkembangannya teater-teater ini juga berevolusi di indonesia dengan percampurannya dengan nilai dan pemikiran tradisi yang ada, mungkin percampuran ini bisa kita katakan sebagai teater post moderen atau teater kontemporer karena teater-teater ini tetap menggunakan landasan tradisi dalam penggarapannya.

Teater Tradisi. Jika merunut pada KBBI tradisi adalah "adat kebiasaan (dr nenek moyang ) yang masih dijalankan dalam masyarakat". Jadi pemikiran-pemikiran tentang  tradisi dan pola pemanggungan yang turun temurun yang lahir di indonesia merupakan teater tradisi. Ada sangat banyak sekali teater tradisi di indonesia di antaranya adala Ludruk, Janger, Wayang dll. Teater tradisi menggunakan pola pemanggungan tradisional dengan susunan dramaliteraturgi yang diwariskan secara turun temurun, penggunaan ornamen-ornamen tradisi seperti lagu-lagu daerah, alat musik daerah, tarian-tarian daeran, bahasa daerah dll. ornamen-ornamen tersebut kebanyakan menempel di teater tradisi karena merupkan cirikhasnya.