Sunday, 1 March 2015

Puisi Gunung Meletus: Dan Estetika Secara Teori

Puisi merupakan cara pengungkapan yang indah terhadap fenomena atau perasaan. Kata indah membuat puisi harus memiliki nilai estetika secara fisik. Contoh puisi gunung meletus yang saya buat di bawah ini, mencoba menerapkan teori estetika yang ada. Menurut Sutrisno meyatakan bahwa pengalaman estetika pada hakikatnya melibatkan pengamatan indrawi yang sekaligus melibatkan seluruh unsur dalam diri manusia ikut terbawa pengamatan itu dengan segala indra dan kemampuan-kemampuan lainnya (Sutrisno, 1993:15). Jadi semakin banyak indra yang dilibatkan dalam sebuah puisi maka semakin estetislah puisi tersebut.
Puisi gunung meletus

Puisi Gunung yang Meletus

Geramanku mampu menggetarkan tanah yang kau pijak
kabut yang berasal dari mulutku mampu mencekik paru-paru dan meruntuhkan jeroan mu
lidahku adalah lautan api panjang yang siap melelehkan nyawamu

aumanku adalah kematian dan tangisan anak-anak kecil

aku siap menjilati tanah, pohon, rumah, dan dirimu
lidahku lebih panas dari 77  panas api
hahaha... bumi membangunkan aku
untuk melumpuhkan kekejaman kalian
dengan lebih kejam

kemarahanku adalah kasih sayangku
mayat-mayat kalian akan menjadi sarapan bagi bumi
ludahku akan menjadi penyelimut bumi
kalian hidup dari bumi ketika matipun kalian akan kembali ke bumi

aku yang dipanggil gunung meletus adalah tangan bumi 
untuk mengambil kalian kepelukan bumi
bumi sudah terlalu rindu pada mu
kau sudah meninggalkannya terlalu jauh
bahkan kau sudah mendurhakainya
maka bumi ingin memelukmu 
dan aku hanya tangannya.

Klik untuk Berlangganan Tulisan

Masukan Email Anda:

0 komentar :

Post a Comment